Marquee Text - http://www.marqueetextlive.com

Sunday, November 13, 2011

Bermain Video Games Bikin Anak Kreatif?


Fenomena anak-anak bermain video game nampaknya tak akan menemui titik hentinya dalam waktu dekat. Ada anggapan, bermain video game membuat anak kreatif. Benarkah?

Banyak orangtua membayangkan, bermain videogame hanyalah kegiatan yang membuang-buang banyak waktu.

Bahkan, ada di antara mereka yang menganggap bermain videogame merusak anak-anak mereka.

Bukan tanpa alasan, bagaimana para orangtua ini tak menyetujui anggapan itu ketika melihat anaknya seperti terpaku melihat perang laser yang tak ada hentinya dalam game perang luar angkasa.

Namun hasil studi terbaru dari University of Michigan menunjukkan, game sebenarnya mampu meningkatkan daya imajinasi anak-anak. Jelas sekali, hasil studi ini berlawanan dengan studi sebelumnya yang mengisyaratkan game menghambat perkembangan anak.

Tak hanya itu, hasil studi terdahulu menyatakan, bermain game mampu membuat anak menjadi lebih ganas. Hasil studi yang ada tak berusaha mengatasi salah satu masalah ini melainkan menggunakan ukuran kreativitas yang diakui untuk menilai efek game pada perkembangan anak.

Sebuah studi pada hampir 500 anak berusia 12 tahun menemukan, makin banyak anak-anak yang bermain video game, mereka akan menjadi semakin kreatif dalam mengerjakan tugas-tugas seperti menggambar dan menulis cerita. Efek ini bukan disebabkan teknologi yang terlibat seperti menggunakan ponsel, internet atau komputer sama sekali tidak memiliki hubungan dengan kreativitas.

Profesor psikologi sekaligus peneliti utama studi ini, Linda Jackson, mengatakan, hasil studi ini nampaknya menjadi bukti pertama hubungan antara penggunaan teknologi dan kreativitas. Temuan ini seharus memotivasi para perancang game untuk mengidentifikasi aspek kegiatan video game yang bertanggung jawab atas efek kreatif yang bisa tercipta, kata Jackson.

“Setelah hal itu dilakukan, video game bisa dirancang guna mengoptimalkan pengembangan kreativitas namun tetap mempertahankan nilai-nilai hiburan. Mungkin, generasi baru video game akan mengaburkan perbedaan antara pendidikan dan hiburan,” ungkap Jackson.

Para peneliti mensurvei 491 siswa sekolah menengah sebagai bagian Children and Technology Project yang sedang mereka kerjakan di mana proyek ini didanai oleh National Science Foundation.

Survei ini akan menilai seberapa sering siswa menggunakan berbagai bentuk teknologi dan mengukur kreativitas mereka dengan Torrance Test of Creativity yang telah banyak digunakan.

Torrance Test sendiri melibatkan tugas-tugas seperti menggambar sebuah gambar ‘menarik dan menyenangkan’ dari bentuk melengkung, memberi judul pada gambar dan kemudian menulis sebuah cerita mengenai gambar tersebut.

Secara keseluruhan, hasil studi menemukan, anak-anak laki-laki bermain video game lebih sering dari perempuan, dan anak laki-laki menyukai game kekerasan dan olahraga sedangkan anak perempuan menyukai game yang melibatkan interaksi dengan orang lain.

Namun, terlepas dari jenis kelamin, ras atau jenis game yang dimainkan, videogame besar merupakan satu-satunya teknologi yang terkait kreativitas yang lebih besar. Hasil studi ini diterbitkan secara online di jurnal penelitian Computers in Human Behavior.

No comments:

Post a Comment