Manajemen Research In Motion (RIM), produsen BlackBerry asal Kanada akhirnya berkomitmen membuka pusat reparasi BlackBerry di Indonesia dalam waktu dekat. Juru bicara manajemen Research In Motion, Waterloo, Kanada, menuturkan pihaknya sedang dalam proses untuk mempersiapkan pembukaan fasilitas reparasi resmi di Indonesia.
“Fasilitas ini akan segera kami buka dalam waktu dekat,” ujarnya melalui email resmi yang dikirim kepada Bisnis kemarin.
Menurut sumber manajemen RIM, pembukaan fasilitas reparasi tersebut akan memperluas kemampuan layanan purnajual RIM yang telah ada. “Ini juga untuk mendukung pertumbuhan penjualan smartphone BlackBerry oleh mitra-mitra kami di Indonesia.”
Perusahaan yang berpusat di Kanada tersebut berkomitmen melanjutkan investasinya di Indonesia. “Kami menyambut respons positif terhadap layanan dan produk kami [BlackBerry] di Indonesia dan tetap akan melanjutkan investasi kami di Indonesia untuk mendukung para mitra dan pelanggan,” katanya.
RIM sangat optimistis dengan masa depan pasar smartphone dan akan terus berupaya bersama dengan pemerintah berupaya memenuhi segala ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Hasnul Suhaimi, Presiden Direktur PT Excelcomindo Pratama Tbk, menuturkan layanan purnajual penting bagi pelanggan BlackBerry dalam jangka panjang.
“Harapan kami agar RIM tidak berlarut-larut sebab konsep untuk purnajual ini sudah benar meskipun saat ini BlackBerry bukan mass market [pasar terbuka],” ujarnya.
Gatot S. Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo menuturkan pihaknya memberi kesempatan kepada RIM untuk menentukan sendiri model layanan purnajual di Indonesia.
Menurut Gatot, RIM juga memiliki peluang untuk bekerja sama dengan mitra lokal dan menentukan sendiri di wilayah mana mereka akan membangun pusat layanan purnajual.
RIM masih diberi kesempatan sampai batas waktu 15 Juli 2009 untuk merealisasikan komitmennya dalam merealisasikan pemberian garansi dan pendirian layanan purna jual di Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
v Aturan Depdag
Shahrul Sempurna Jaya, Sekretaris Dirjen Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan (Depdag), mengatakan pihaknya baru akan mengambil langkah lebih lanjut terhadap vendor BlackBerry setelah batas akhir yang ditentukan untuk merealisasikan komitmennya pada 15 Juli 2009.
Menurut Shahrul, pihaknya akan melakukan pengecekan terkait sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh operator tersebut berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 19/M-DAG /PER/5/2009 tentang Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (Manual) dan Kartu Jaminan Garansi Purna Jual dalam Bahasa Indonesia bagi Produk Telematika dan Elektronika.
Selain buku manual dan kartu jaminan garansi purnajual, peraturan Depdag ini juga mengatur bahwa produsen atau importir produsen telematika wajib memiliki paling sedikit enam pusat pelayanan purnajual, yang berada di kota besar dan/atau perwakilan daerah beredarnya produk telematika dan elektronik yang dimaksud.
“Operator Blackberry harus mengikuti ketentuan ini, dalam artian harus punya buku panduan dan kartu jaminan garansi purnajual demi melindungi konsumen,” katanya.
Permendag itu ditetapkan pada 26 Mei 2009 dan akan diberlakukan secara efektif 3 bulan setelah diterbitkan. Dengan kata lain, RIM masih mempunyai tenggat hingga 26 Agustus untuk memenuhi ketentuan.
Djatmiko Wardoyo, Presiden Direktur PT Cipta Multi Usaha Perkasa (Global Teleshop), menilai pendirian pusat layanan yang bekerja sama dengan perusahaan lokal idealnya perlu waktu minimum sebulan.
“Bisa saja dibuka dalam kurun waktu 2 pekan, namun menggunakan standar minimum. Semuanya minimalis, mulai dari lokasi hingga jumlah teknisi,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, kemarin.
Dia mencontohkan pendirian 30 pusat layanan purnajual Nokia yang bekerja sama dengan Global Teleshop memerlukan waktu 12 tahun.
Menurut dia, ada tiga hal yang menjadi perhatian utama ketika mendirikan service center, yaitu lokasi yang strategis, sistem jaringan software, dan SDM.
(sumber : bisnis.com)
Monday, October 12, 2009
RIM Siapkan Service Center BlackBerry di Indonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment