Produk di samping, kedua-duanya adalah handphone. Handphone yang kiri normal, yang kanan sudah tidak terpakai lagi. Sudah mati dan jadi limbah. Handphone dikutak-katik lagi sehingga bisa hidup dan berfungsi lagi menjadi sebuah produk baru. Terka fungsi apa kiranya yang dimiliki hanya melihat dari gambarnya saja?
Saat produk ‘OFF’, sinyal handphone penuh (terlihat di layar, samping kiri atas). Begitu dinyalakan, gambar bawah, sinyal handphone hilang (agak samar, sengaja).
Ini adalah produk eksperimental, yang tercipta dari limbah produk IT seperti handphone. Dibuang sayang karena sebagian besar komponen canggih, langka, dan mahal ini, masih baik dan masih memiliki masa pakai cukup lama. Bisa dimanfaatkan membuat produk apa saja terserah kreativitas kita. Salahsatunya produk di atas yang sanggup memadamkan semua jenis sinyal telepon termasuk bluetooth dan wi-fi (hotspot).
Meski tampang menyerupai mainan, jangan salah, produk termasuk hi-tech lho! Dayanya kecil seperti kendali untuk mainan mobil-mobilan, beroperasi dengan batere yang habis dalam 1 jam seperti handphone, jangkauan tanpa antena sekitar 3 meter. Kalau daya dibuat lebih besar (harus ada ijin), tentu jangkauannya lebih jauh dan kegunaannya lebih nyata di berbagai kegiatan sosial dan ekonomi. Terpikir 10 contoh?
produk limbah handphone lainnya
Di samping adalah contoh pemanfaatan lain limbah handphone. Satu produk mirip jam diperuntukkan saat beribadah haji. Produk dilengkapi fitur seperti GPS (global positioning system, mencegah tersesat) dan data kesehatan. “Mainan” ini pernah dibuat, berfungsi dengan baik, namun belum ujicoba lapangan. Maklum membuat banyak ‘kan perlu modal, dan kalau serius mau dibuat banyak tampaknya perlu industri khusus “jam haji” yang tidak bisa diambilkan dari limbah! Ya, iyalah.
Di bawah ada “mainan” lain, gantungan kunci mobil. Informasi keamanan (security) dan kondisi penting lain dipancarkan dari mobil ke gantungan kunci. Alarm di gantungan berbunyi sambil menyalakan bagian mobil yang diganggu atau dicongkel (ada tampilan mobil di layar). Jangkauannya lumayan jauh sekitar 1,5 km.
Enak juga punya profesi pemulung sampah produk hi-tech. Jadi pintar dan kreatif! Ini menyemangati kita menciptakan bermacam “mainan” hi-tech baru yang diminati pasar global. Bisnis. Iya, mengapa tidak? “Babe” (barang bekas) dan “TTS” (teknologi tumpang sari, lihat Free Trade Siapa Takut… dan Potensi Ekonomi Produk Adonan “Hi-Tech” Kita), memberi jalan untuk berani bertarung di ajang kompetisi ekonomi global meski kita tak punya teknologinya.
Kita berani berkompetisi karena kita menawarkan nilai, bukan produk murah apalagi murahan. Kita tidak kalah cerdas. Untuk membuktikan gagasan produk diakui dan diterima pasar global hanyalah soal waktu. Karena itu menggalang jejaring kekuatan seperti bengkel handphone di posting kemarin, para ilmuwan, wirausahawan, dan lain-lain, menjadi penting dan harus dilakukan sejak sekarang.
Selain pintar dan kreatif kita sekaligus menjalankan misi penting dan mulia, mempertahankan kelangsungan kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya dengan peduli lingkungan. Menjaga lingkungan agar tetap asri: hijau, segar, bersih. Kita dibanjiri milyaran produk IT (elektronika) yang limbahnya berpotensi merusak lingkungan dan menurunkan kualitas hidup kita. Termasuk handphone.
Wednesday, March 24, 2010
Teknologi “Hijau” Limbah Handphone
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment